Judul :
KISAH-KISAH TENGAH MALAM
Penulis :
EDGAR ALLAN POE
Tahun :
2011
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
My Rating :
5/5
Selamat ulang
tahun untuk Edgar Allan Poe pada tanggal 19 Januari kemarin. Niatnya mau
ngereview pas hari ulang tahun beliau tapi apa daya waktu tersita untuk
konsentrasi ujian akhir semester. Kisah-Kisah Tengah Malam ini merupakan
kumpulan dari cerita pendek karangan Edgar Allan Poe yang terkenal sebagai
master gotik. Novel ini merupakan koleksi hororku pertamaku, meskipun cerita
pendek di sini tidak membahas tentang sosok-sosok gentayangan tetapi cerita-ceritanya
mampu membuat kita merasakan sensasi yang menegangkan. Dalam novel ini ada 13
cerita pendek, yaitu Gema Jantung yang Tersiksa, Pesan Dalam Botol, Hop-Frog, Potret
seorang Gadis, Mengarungi Badai Maelstrom, Kotak Persegi Panjang, Obrolan
dengan Mummy, Setan Merah, Kucing Hitam, Jurang dan Pendulum, Pertanda Buruk, Willian
Wilson dan Misteri Rumah Keluarga Usher.
Dari 13 cerita
pendek tersebut memiliki kisah yang berbeda. Cerita yang menjadi favoritku
banget itu Misteri Rumah Keluarga Usher yang berkisah tentang seorang pria
berkunjung ke rumah teman yang memiliki penyakit turunan yang aneh.
...membiarkanku masuk ke rumah, melewati lorong yang dipayungi gerbang bernuansa gothic.
Selama perjalanan itu, jantungku berdebar
semakin hebat dan bulu kudukku tegak berdiri di tengkuk.
Hal lain yang kupelajari tentang kondisi
mentalnya adalah ketertarikannya dengan hal-hal gaib menyangkut kediamannya. Dari
caranya bercerita, aku mendapatkan kesan bahwa sudah tahunan dia tidak
meninggalkan rumah tersebut karena “ditahan” oleh kekuatan gaib yang tidak bisa
dijelaskan.
Gimana sih
cerita-cerita ini bisa memberi sensasi ketegangan? Karena Edgar menggambarkan
suasana secara mendetail, seperti pada cerita yang berjudul Jurang dan
Pendulum. Cerita tersebut berkisah tentang seseorang yang tengah menghadapi hukumannya,
apakah ia harus terjun ke dalam jurang yang antah berantah atau menghadapi
pendulum yang begitu mengerikan.
Hukuman yang dijatuhkan untukku – hukuman mati
yang mencekam – adalah satu-satunya hal terakhir kudengar.
…, memutuskan bahwa lebih baik mati daripada
diteror oleh kedalaman jurang yang tak terhingga.
Aku kini telah yakin benar akan rencana yang
sengaja disusun untuk menyiksaku.
Pendapatku tentang jurang yang terletak di
tengah ruangan memang sudah melegenda di antara para agen penyiksa – jurang yang
menyimpan begitu banyak terror dan khusus ditujukan bagi orang yang lumrahnya
memiliki keberanian besar seperti diriku – jurang yang menyerupai neraka, dan
dikatakan sebagai bentuk penyiksaan bagi semua setan di dunia.
Yupz, sayangnya
saking detailnya seolah Edgar berbelat-belit. Tapi yang bikin aku
terkagum-kagum dengan karangan Edgar ini adalah setiap endingnya bagus dan
nggak ketebak. Novel ini termasuk novel yang sudah aku baca lebih dari sekali
saking sukanya, sesuai sih karena aku suka banget cerita-cerita dengan genre
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar