Senin, 25 Januari 2016

Kisah-kisah tengah Malam karya Edgar Allan Poe

Judul                     : KISAH-KISAH TENGAH MALAM
Penulis                 : EDGAR ALLAN POE
Tahun                   : 2011
Penerbit                : PT Gramedia Pustaka Utama
My Rating            : 5/5

Selamat ulang tahun untuk Edgar Allan Poe pada tanggal 19 Januari kemarin. Niatnya mau ngereview pas hari ulang tahun beliau tapi apa daya waktu tersita untuk konsentrasi ujian akhir semester. Kisah-Kisah Tengah Malam ini merupakan kumpulan dari cerita pendek karangan Edgar Allan Poe yang terkenal sebagai master gotik. Novel ini merupakan koleksi hororku pertamaku, meskipun cerita pendek di sini tidak membahas tentang sosok-sosok gentayangan tetapi cerita-ceritanya mampu membuat kita merasakan sensasi yang menegangkan. Dalam novel ini ada 13 cerita pendek, yaitu Gema Jantung yang Tersiksa, Pesan Dalam Botol, Hop-Frog, Potret seorang Gadis, Mengarungi Badai Maelstrom, Kotak Persegi Panjang, Obrolan dengan Mummy, Setan Merah, Kucing Hitam, Jurang dan Pendulum, Pertanda Buruk, Willian Wilson dan Misteri Rumah Keluarga Usher.

Dari 13 cerita pendek tersebut memiliki kisah yang berbeda. Cerita yang menjadi favoritku banget itu Misteri Rumah Keluarga Usher yang berkisah tentang seorang pria berkunjung ke rumah teman yang memiliki penyakit turunan yang aneh.
...membiarkanku masuk ke rumah, melewati lorong yang dipayungi gerbang bernuansa gothic.

Selama perjalanan itu, jantungku berdebar semakin hebat dan bulu kudukku tegak berdiri di tengkuk.

Hal lain yang kupelajari tentang kondisi mentalnya adalah ketertarikannya dengan hal-hal gaib menyangkut kediamannya. Dari caranya bercerita, aku mendapatkan kesan bahwa sudah tahunan dia tidak meninggalkan rumah tersebut karena “ditahan” oleh kekuatan gaib yang tidak bisa dijelaskan.


Gimana sih cerita-cerita ini bisa memberi sensasi ketegangan? Karena Edgar menggambarkan suasana secara mendetail, seperti pada cerita yang berjudul Jurang dan Pendulum. Cerita tersebut berkisah tentang seseorang yang tengah menghadapi hukumannya, apakah ia harus terjun ke dalam jurang yang antah berantah atau menghadapi pendulum yang begitu mengerikan.

Hukuman yang dijatuhkan untukku – hukuman mati yang mencekam – adalah satu-satunya hal terakhir kudengar.

…, memutuskan bahwa lebih baik mati daripada diteror oleh kedalaman jurang yang tak terhingga.

Aku kini telah yakin benar akan rencana yang sengaja disusun untuk menyiksaku.

Pendapatku tentang jurang yang terletak di tengah ruangan memang sudah melegenda di antara para agen penyiksa – jurang yang menyimpan begitu banyak terror dan khusus ditujukan bagi orang yang lumrahnya memiliki keberanian besar seperti diriku – jurang yang menyerupai neraka, dan dikatakan sebagai bentuk penyiksaan bagi semua setan di dunia.

Yupz, sayangnya saking detailnya seolah Edgar berbelat-belit. Tapi yang bikin aku terkagum-kagum dengan karangan Edgar ini adalah setiap endingnya bagus dan nggak ketebak. Novel ini termasuk novel yang sudah aku baca lebih dari sekali saking sukanya, sesuai sih karena aku suka banget cerita-cerita dengan genre ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar