Senin, 29 Februari 2016

Sunset on Third Street review

SUNSET IN THIRD STREET
-   SAIGAN Ryogei

Komik ini aku baca tepatnya  pada pertengahan bulan Februari yang hanya menyita waktu satu hari. Bukan hal luar biasa juga sih karena komikkan biasanya bukan buku yang tebal malah cenderung tipis. Namun, kenapa diriku nggak beranjak dari komik ini karena menurutku ceritanya bagus banget. Aku sih bukan comic-holic gituh, tapi beberapa kali sempat ngelirik komik ini juga karena cover-nya lucu (I’m the one who judge something by the cover, kkk). Judulnya itu Sunset on Third Street yang mana pada bagian covernya menampilkan gambar tentang kehidupan keluarga (sepertinya). Dan aku suka banget cerita-cerita jepang baik komik ataupun anime yang ber-genre-kan kehidupan keluarga.
Koleksi pertamaku berawal dari volume 5, kkk

Komik Sunset on Third Street yang aku beli ini merupakan chapter 5, sebenarnya ini seri pertamaku. Sesuai otakku yang kadang mikir secara mundur dan baca novel kadang dari belakang, wkwkkw. Jadi ceritanya beli chapter 5 baru 4, 3, 2, 1, dorrrr!
Setelah plastik, yang tadinya rapi membungkus komik yang menampakkan bahwa ia belum pernah dibuka oleh siapapun, aku sobek. Ternyata ada 19 cerita pilihan editor yang katanya terbaik dan ini di luar perkiraanku. Sebelumnya aku pikir hanya ada cerita satu keluarga yang akan dibahas dalam komik ini, namun ternyata ada cerita beberapa keluarga. Meskipun di luar perkiraanku bukan berarti aku kecewa, tapi sebaliknya. Aku suka banget kalau ada buku yang berisikan kumpulan-kumpulan cerita yang berarti tingkat kebosananku tidak akan terganggu.
Diantara kesembilan cerita dalam komik ini aku sangat menyukai:
1.      Memanjat pohon
Bercerita tentang taro dan jiro ooki yang mana sang kakak senang sekali memanjat pohon. Saat Jiro menaiki pohon yang tertinggi di kampungnya. Sang adik sangat ketakutan dan sedih karena setelah menunggu sang kakak tak kunjung juga dari pohon tersebut. sang adik, Taro, takut jikalau kakaknya mengalami cerita yang biasanya kakaknya ceritakan di waktu mereka akan tidur. Taro pun pulang sambil menangis, kemudian mengatakan pada sang ibu untuk menolong kakaknya yang tak kunjung turun saat menaiki pohon. Sang ibu pun terkejut dan heran atas apa yang baru saja dibicarakan Taro. Karena itu sangat tidak mungkin, karena…
      (Mohon jangan penasaran!!!)
2.      Bunga Cosmos
Sepasang saudara kembara yang menjalani kehidupan layaknya saudara kembar. Iya, awalnya mereka selalu saja memiliki kesamaan seperti baju dan gaya rambut. Namun, setelah mereka dewasa masing-masing menampakkan perbedaan termasuk mengenai rencana masa depan. Haruko berkeinginan untuk berkerja setelah ia lulus dari SMA. Berbeda dengan saudara kembarnya, Akiko, yang berkeinginan untuk mengikuti kursus memasak dan sebagainya sebagai persiapan untuk menjadi ibu rumah tangga. Kehidupan pun mereka jalani berdasarkan keputusan mereka masing-masing.
Suatu ketika Haruko bercerita bahwa ia menyukai seorang pria yang sering ia lihat di stasiun, tetapi ia belum pernah berbicara. Di waktu yang sama Akiko mengajak Haruko bertemu seorang pria tampan yang katanya sudah lama menyukai Akiko meskipun Akiko tidak pernah kenal pria itu. Betapa terkejutnya Haruko bahwa pria yang mengajak kecan Akiko adalah pria yang sama yang sukai, pria yang ia lihat di stasiun. Haruko pun memendam hal tersebut dan Akiko akhirnya menikah dengan pria tersebut yang bernama Yukio. Haruko berpikir mungkinkah Yukio salah sangka bahwa yang Yukio temui di stasiun itu adalah Haruko bukan Akiko. Bagaimana kelanjutannya? Sangat indah untuk Haruko…
3.      Permen panjang umur
Ini nih yang paling de bes menurutku, Why? Karena sukses menembus pertahananku. Aku dibuat mewek dan menutup komik ini sembari berkata, “komik apa ini? Aku perlu komik yang lucu yang bisa membuatku terpingkal-pingkal karena tertawa bukan malah menangis”. Mungkin efeknya bisa berbeda-beda yah terhadap reader yang lain, namun entah terbawa suasana aku benar-benar berlinang air mata saat membaca ini.
Sebuah keluarga yang terdiri ayah, ibu dan keenam anaknya. Semua anaknya baik dan pintar kecuali anak kelima yaitu Mitsuro. Susah di atur, nakal dan ceroboh adalah sifat-sifat Mitsuro. Ia sering dihukum dan dimarahi oleh ayah maupun kakak-kakaknya. Salah satunya kenakalannya ialah ia tidak memperdulikan larangan “jangan menginjak semen yang basah”.
Shichigosan yaitu festival untuk memperingati anak yang berumur 7, 5 dan 3 tahun terpaksa dilewatkan Mitsuro yang saat itu berusia 5 tahun. Kedua orang tuanya memilih untuk memenuhi janji sebagai perantara perjodohan. Sang kakak yaitu Futaba (anak keempat) berusaha menghibur Mitsuro dengan pergi ke kuil dan membelikannya permen panjang umur. Mitsuro sangat senang karena Futaba adalah orang yang paling dekat dan perhatian dengannya. Mereka berbagi perasaan sebagai anak yang memiliki banyak saudara di mana tentunya perhatian orang tuanya terbagi dengan saudara mereka yang lain.
Seminggu kemudian, Futaba sangat khawatir karena Mitsuro tidak pulang-pulang setelah bermain. Futaba mencoba meminta bantuan pada kakak-kakaknya, namun karena Mitsuro memang sering berbuat onar maka mereka menggangap ini salah satu keonaran Mitsuro. Tapi sampai malam Mitsuro tidak pulang juga dan seluruh keluarga berusaha mencarinya. Merekapun sangat sedih dan masing-masing menyesali atas sikap dan tindakan mereka selama ini yang tidak terlalu peduli terhadap Mitsuro. Di saat Futaba keluar rumah, tangisannya semakin keras saat ia melihat jejak kaki dan tangan Mitsuro pada semen yang telah mongering. Salah satu keonarannya itu adalah kenang-kenangan terakhir dari Mitsuro. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Mitsuro?

Alasan aku menyukai komik ini karena selalu ada kejutan diakhir cerita atau bisa masuk kategori cerita yang endingnya itu ­twisted (apaseh maksudnya? Ya.. begitulah…). Nggak sabar buat baca chapter 4-nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar