Kamis, 22 Oktober 2015

REVIEW: Jangan Cuma Berserah Diri: Temukan Takdir Anda dengan Menggali dan Melesatkan Bakat serta Potensi Diri

Penulis       : AN. Ubaedy
Judul        : Jangan Cuma Berserah Diri:
Temukan Takdir Anda dengan Menggali dan Melesatkan Bakat serta Potensi Diri
Tahun        : 2010
Penerbit     : Sakanta Publisher

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat-Ku) kepadamu dan jika kamu mengingkarinya, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
(QS Ibrahim [14]: 7)
       Isi salah satu ayat di dalam Al Quran di atas cukup untuk menjadi alasan kita untuk mengubah pola pikir lama dengan yang baru. Itulah poin utama dari buku yang dikarang oleh AN. Ubaedy ini. Selama ini banyak yang memiliki pola pikir seperti ini, ada nikmat maka ada syukur. Yang paling tepat adalah sebaliknya, karena dalam Al Quran menjelaskan bahwa kalau seseorang bersyukur, maka nikmat hidupnya akan bertambah banyak. Amin.
            Sukses bukanlah takdir tetapi hasil dari apa yang kita perjuangkan. Tiada ada kesuksesan tanpa ada usaha atau ikhtiar. Dalam buku ini kita dipandu untuk menemukan takdir kesuksesan kita dengan cara menggali dan melesatkan bakat serta potensi diri sebagai wujud syukur kita kepada Allah SWT. Ada lima tahapan pokok dalam menggapai kesuksesan yaitu
1)      Mengeksplorasi Bakat
2)      Menemukan Kecerdasan Dominan Yang Miliki
3)      Meningkatkan Keahlian
4)      Melatih Kemampuan Dalam Mengubah Tekanan Menjadi Tantangan

5)      Mendinamiskan Batin
Pada tahap awal untuk menggapai kesuksesan maka kita perlu untuk memahami kelebihan dan kekurangan kita sehingga kita akan mampu menemukan potensi atau bakat yang kita miliki. Bakat terbagi menjadi dua yaitu bakat untuk menjadi orang yang sukses (successful exemplary people) dan bakat yang dapat membuat orang itu menjadi luar biasa (extraordinary). Adapun beberapa syarat bagi kita untuk mengaktualisasikan bakat, yaitu
Pertama, memiliki arah dan sasaran hidup yang jelas dan bertahap.
Kedua, memperjuangkannya dengan komitmen yang tinggi.
Ketiga, membangun kelayakan untuk dipercaya oleh orang lain (trust and credibility).
Keempat, memiliki kemampuan komunikasi yang bagus.
Kelima, memiliki kemauan dan kemampuan untuk belajar (learner).

        Syarat agar kita bisa dengan mudah menghentikan kekufuran adalah menemukan berbagai bentuk kecerdasan dominan yang kita miliki, ini adalah tahap kedua dalam mencapai kesuksesan. Menyadari betapa banyaknya kecerdasan yang kita miliki itu, akan memudahkan kita memahami betapa banyaknya nikmat Tuhan yang sudah diberikan kepada kita. Mengetahui dan menyadari adanya nikmat Tuhan yang tak terhitung itu akan memudahkan kita bersyukur dan menghentikan opini-opini yang berbau kekufuran. Perlu dicatat nih karakteristik orang Berprestasi Tinggi, seperti:
  • Punya kesadaran-diri yang bagus.

Mereka punya pengetahuan mendalam tentang apa kelemahan dan kelebihan dirinya; tahu kapan memerintah dan melarangnya; tahu caranya bagaimana mengubah sesuatu yang dirasakan negative menjadi positif. 
  • Punya tujuan spesifik.

Mereka punya sasaran yang jelas dan jelas-jelas mereka perjuangkan. Mereka tidak sekedar menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas. Mereka memiliki sasaran dalam setiap aktivitasnya.
  • Punya jaringan atau hubungan yang kokoh.

Mereka punya kemampuan dalam menjalin hubungan yang harmonis dalam waktu yang relative lebih panjang.
  • Punya idealism yang tinggi.

Mereka punya tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Mereka punya cita-cita yang jauh ke depan, punya visi, punya motivasi dan aksi.
  • Punya keahlian dalam mempraktekkan ide.

Mereka memang punya sasaran, punya target, punya cita-cita tetapi bukan hanya itu yang mereka miliki. Mereka juga punya kemampuan dalam mempraktekkan ide-idenya. Mereka pandai dalam mengambil keputusan yang didasari akal sehat. Mereka sudah belajar membuat keputusan yang bisa dijalankan.
  • Punya kuriositas yang luar biasa.

Mereka membuka pikirannya untuk mengetahui informasi yang berkembang, menyerap ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi, dan banyak bertanya untuk mendapatkan banyak jawaban.
  • Selalu melakukan pengembangan diri.

Mereka selalu meningkatkan job skill dan juga mental skill. Mereka selalu menambah pengetahuan, pengalaman, pergaulan, pembelajaran dan praktek.
Pada tahap ketiga, setelah kita menemukan bakat dan mengetahui jenis kecerdasan yang kita miliki, maka kita perlu meningkatkan keahlian. Ada dua istilah baru yang aku kenal setelah membaca buku ini yaitu TC dan DC. Apa itu? TC (Thereshold Competency) adalah karakteristik utama (biasanya pengetahuan dan keahlian dasar) yang dimiliki oleh seseorang agar dapat melaksanakan pekerjaannya secara wajar atau normal, namun tidak membedakan apakah yang bersangkutan menunjukkan kinerja atau prestasi tinggi atau biasa-biasa saja. DC (Differentiating Competency) adalah karakteristik yang dimiliki oleh orang-orang yang berkinerja tinggi dan yang tidak dimiliki oleh orang-orang yang berkinerja rendah atau kurang. Kesimpulannya, mungkin keahlian yang kita miliki saat ini juga dimiliki oleh orang lain. Namun, kita bisa membuat sesuatu hal sehingga keahlian kita menjadi sesuatu yang unik yang berbeda dengan orang lain (seperti gambaran DC).

            Pada tahap keempat kita diminta untuk mengubah tekanan menjadi tantangan. Dalam hidup tidak ada orang yang tidak memiliki masalah. Apalagi bagi mereka yang ingin mencapai kesuksesan. Sebelum tidak di puncak kesuksesan, perlu banyak tantangan dan tekanan yang harus dihadapi. Tidak jarang hal tersebut membuat putus asa bahkan menyerah atas ketidakpuasan hasil yang kita peroleh dari hal yang kita perjuankan. Untuk mengubah ketidakpuasan menjadi motivasi kita lebih maju adalah menyadari bahwa ketidakpuasaan itu bisa kita gunakan sebagai pemacu dan menggunakannya untuk memacu diri. Banyak orang yang sanggup menggunakan ketidakpuasannya untuk meraih prestasi yang lebih tinggi atau untuk memperbaiki dirinya. Kemudian merealisasikan ke dalam program perbaikan.

Tahap terakhir yang harus kita lakukan untuk menggapai kesuksesan yang kita inginkan ialah mendinamiskan batin. Mengapa perlu? Seperti gambaran Imam Syafe’I tentang kehidupan bak air. Air itu kalau mengalir terus, ia akan menjadi bersih dan membersihkan. Beberapa langkah untuk mendinamiskan batin yaitu:
  • 1)      Naikkan keinginan anda untuk “Menjadi” atau “Memiliki”. Jika anda pernah punya keinginan untuk menjadi karyawan dan sekarang sudah menjadi karyawan, maka ketika keinginan itu sudah dicapai, naikkan lagi standar anda (be more and have more).
  • 2)      Tambahlah semangat anda untuk belajar, tambahlah materi yang anda pelajari, tambahlah kecepatan anda dalam mempelajari materi baru yang dibutuhkan untuk mewujudkan keinginan itu.
  • 3)      Tambahlah apa yang anda lakukan. Tambahlah cara yang anda gunakan untuk melakukan sesuatu. Tambahlah kuantitas yang anda lakukan. Tambahlah kualitas yang anda lakukan (do more).
  • 4)      Tambahlah jumlah orang yang anda kenal.
  • 5)      Perbaiki cara anda dalam menghadapi masalah.


Sebagai bagian penutup, AN. Ubaedy memberikan pemaparan pentingnya akan konsep diri yaitu apa yang kita persepsikan terhadap diri kita; bagaimana kita mempersepsikan diri sendiri. Pada bagan di bawah ini menjelaskan bagaimana membangun konsep diri yaitu kita perlu menambah pengetahuan, pengalaman dan pergaulan. 
Semoga review kali ini bermanfaat bagi kalian karena sumber dari tulisan ini benar-benar buku yang menurutku sangat berkualitas. Buku ini mampu mengubah pola pikirku, mampu memberikan motivasi dan sebagai acuanku untuk menjadi pribadi yang lebih baik. – Ana ©

(Type: Literasi Helvetica Books)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar