Senin, 21 Desember 2015

REVIEWKU: MENCARI ALASKA

Judul      : Mencari Alaska
Pengarang  : John Green
Tahun      : 2015 (Cetakan keenam)
Penerbit   : PT GRAMEDIA

Novel yang berjudul Mencari Alaska atau Looking for Alaska terbit pada tahun 2005 yang artinya lebih dulu dari novel Paper Town dan The Fault in Our Stars yang notabene udah diolah versi film yang tak kalah sukses dengan novelnya. Masih senada dengan dua novel yang aku sebutkan di atas, Looking for Alaska juga mengambil kisah kehidupan remaja yang bersekolah di sekolah yang bernama Culver Creek. Uniknya, cerita dibagi menjadi dua bagian yaitu Sebelum dan Sesudah. Kerennya lagi dengan pembagian tersebut kita dituntun dengan cara flashback mulai dari SERATUS TIGA PULUH ENAM HARI SEBELUMNYA sampai pada hari yang mengandung makna yang tentunya membuat kita penasaran pada apa yang terjadi pada hari tersebut.

Cerita berawal dari Miles Halter yang memutuskan pergi ke sekolah asrama di Alabama yang merupakan sekolah Ayahnya dulu. Kata-kata terakhir dari Francois Rabelais yaitu “Aku pergi untuk mencari Kemungkinan Besar” yang menjadi alasan utama ia pergi ke sekolah Culver Creek. Di sana ia mengenal orang-orang baru yang pada akhirnya menjadi teman sejati yang tidak ia dapat dari sekolah sebelumnya. Kolonel atau Chip, Alaska, Takumi dan Lara adalah teman-teman yang memiliki keunikan masing-masing seperti halnya Miles. Kolonel dan Alaska terkenal dengan sosok yang sangat jail di sekolah tersebut, tentunya dibantu oleh Takumi. Keunikan sifat Alaska akhirnya membuat Miles jatuh cinta. Namun, cinta tersebut tidaklah berjalan dengan manis karena Alaska sudah memiliki kekasih yang sangat ia cintai, Jake. Alaska juga memiliki sifat yang buruk, sangat suka merokok dan meminum alcohol.

Berawal dari SERATUS TIGA PULUH ENAM HARI SEBELUMNYA kita dituntun semakin dekat dan dekat pada hari di mana peristiwa besar terjadi. Beradasarkan judulnya yaitu Looking for Alaska, mengingatkanku pada hilangnya Margo dalam novel Paper Town setelah malam pembalasan yang ia lakukan bersama Q yang pada akhirnya membawa Q dan teman-teman dalam perjalan panjang mencari Margo. Nach, di sini Alaska bukannya menghilang namun meninggal. Poin inilah yang membawa Miles, Kolonel, Takumi dan Lara mencari penyebab kematian Alaska.

Penilaian sederhanaku:
Negatif
  1. Ide cerita atau inti cerita tidak membuatku terkesima karena seringkali saat membaca novel ini malah membayangkan Paper Town. Tokoh utama Miles punya dua sahabat laki-laki yaitu Kolonel dan Takumi seperti Q bersama Radar dan Ben. Tokoh eksentrik yang dicintai tokoh utama yaitu Miles dengan Alaska dan Q dengan Margo. Tokoh wanita yang menghilang setelah melalui moment yang indah dengan tokoh laki-laki utama.
  2. Jujur sejujurnya, tema kenakalan remaja bukan menjadi baca yang aku sukai. Sedangkan dalam novel ini dipenuhi dengan tingkah laku remaja yang melakukan pelanggaran-pelanggaran yang tentunya tidak baik.
  3. Maaf, tapi ada bagian yang benar-benar merusak minat bacaku. Saat Alaska meninggal digambarkan situasi seluruh warga sekolah begitu berduka sampai-sampai membangun tempat bermain di tepi danau untuk mengenang Alaska.Yup, kematian Alaska memang tragis tapi aku tdak menemukan alasan yang pantas untuk perlakuan Alaska yang terkesan begitu istimewa. Mungkin Alaska adalah siswa yang cerdas tapi yang sangat jelas digambarkan yaitu kejahilan dan pelanggaran-pelanggaran aturan sekolah yang Ia lakukan. I really don’t like it.

Positif
  1. Bagaimana John Green mengantar kita pada cerita benar-benar unik dengan menggunakan hitungan hari sebelum dan sesudah peristiwa yang besar terjadi. Hal tersebut membuat kita penasaran.
  2. Dari sekian banyak hal aku tidak sukai dari novel ini ada hal positif yang sangat bagus buat para remaja. John Green jelas-jelas bukan mengajarkan kita untuk merokok dan meminum alcohol karena jelas-jelas itu bertentangan dengan aturan sekolah. Bahwa kondisi emosional remaja sangatlah rapuh dan itu kita bisa pelajari dari tokoh Alaska. Alaska begitu terkungkung dengan kesalahan-kesalahan masa lalu sehingga ia tidak bisa menyambut masa depan yang mungkin bisa memperbaiki masa lalunya.


Nice Quotes!!!

Pada suatu saat, seperti halnya plester, kita harus melepasnya dan memang sakit, tapi kemudian semua berakhir dan kita lega.

Aku mungkin mati muda, tapi setidaknya aku akan mati dalam keadaan pintar.

Ya Tuhan, aku tak ingin jadi orang yang hanya duduk-duduk sambil mengoceh tentang apa yang ingin dia lakukan. Aku akan langsung melakukannya. Membayangkan masa depan sama saja seperti bernostalgia.

Kau hanya menggunakan masa depan untuk kabur dari masa sekarang.

Kau hidup untuk metafora yang penuh kepura-puraan.

, untuk melihat dunia seperti orang lain melihatnya.

, tapi beberapa misteri ditakdirkan untuk tak terpecahkan.

aku akan selalu mencintai Alaska Young, tetanggaku yang rusak, dengan segenap hatiku yang rusak.


Kita dapat bertahan dari semua hal buruk itu, karena kita tak dapat dihancurkan bila kita yakin kita tak dapat dihancurkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar