Kamis, 26 November 2015

Review Breakfast at Tiffany's

Breakfast at Tiffany’s
Truman Capote
(1958)

jepret ndiri
Berkisah tentang seorang gadis bernama Holly Golightly, seorang gadis yang begitu dipuja-puja oleh pria kalangan atas. Holly memiliki kepribadian yang unik, berjiwa bebas dan mempunyai selera fashion yang tinggi. Holly Golightly sering menghabiskan waktu breakfastnya di Tiffany’s tempat penjualan perhiasan. Apa yang Holly cari di sana? Apakah ia adalah seorang gadis miskin yang memimpikan perhiasan-perhiasaan itu akan dimilikinya suatu saat nanti? Itulah bayanganku sebelum membaca novel ini, ternyata bukan perhiasaan yang ia cari melainkan ketenangan.

.Yang paling membuatku merasa lebih baik adalah melompat ke taksi dan pergi ke Tiffany’s. Tempat itu langsung menenangkanku, keheningan dan kemewahannya; hal yang benar-benar buruk tidak akan mungkin menimpamu di sana,

Meskipun berjudul Breakfast at Tiffany’s, namun keselurusan cerita tidak benar-benar menceritakan mengenai sarapan Holly di Tiffany’s. Novel ini lebih banyak menceritakan kehidupan Holly yang begitu glamour, pesta-pesta, pakaian, dan teman-teman atau orang-orang asing yang sering datang ke tempat tinggalnya. Hal itu diutarakan dari sudut pandang seorang pemuda yang pelan-pelan mengangguminya dan akhirnya jatuh cinta kepadanya. Kisah cinta pemuda itu tidak serta merta dipaparkan dengan romantisme namun lebih pada cinta yang dipendam mendalam. Aku menyukai romantisme yang diberikan Truman yang terkesan sederhana namun tidak gombal yang bisa memberikan kesan memuakan. Coba baca ada bagian ini:

Meskipun sesungguhnya kami sering bertatap muka, entah ditangga atau di jalan. Tapi dia sepertinya tidak benar-benar melihatku. Dia tidak pernah melepas kacamata hitamnya.

.Kau sungguh luar biasa. Unik. Aku mencintaimu.”

Pada awalnya aku cuma kenal lagu Moon River waktu SD dulu yang langsung menjadi lagu favoritku bahkan sampai sekarang. Karena baru waktu SMA kenal yang namanya internet, jadi baru saat itu tau bahwa Moon River karya Henry Mancini adalah soundtrack film yang berjudul Breakfast at Tiffany’s. Saat buka di Youtube cuma ada trailer dan beberapa clip scenenya. Pengen banget nonton, tetapi nggak bisa nemu download-annya ataupun DVDnya. Pengen baca juga kayanya mustahil karena ini termasuk novel lama dan nggak kebayang ada yang mau cetak ulang. Alhamdulillah, akhirnya aku bisa memiliki novel yang merupakan cetakan I Januari 2015 dariPenerbit Serambi. Merupakan pengalaman yang menyenangkan bisa menikmati karya klasik yang sangat popular bahkan sampai sekarang. Karya Truman Capote ini sudah diangkat ke layar lebar pada tahun 1961 dan tidak kalah populer dengan novelnya meskipun ada beberapa perubahan pada cerita termasuk pada bagian endingnya.

Apa yang terjadi dengan Holly terkait dengan pergaulannya dengan kalangan atas memberikan bumbu tragis pada cerita ini. Hal ini semakin memperkaya cerita Breakfast at Tiffany’s dan memperkuat gambaran karakter pada Holly. Selain cantik ia juga cerdas dan mempunyai keyakinan kuat atas segala keputusan yang ia ambil dan terkesan nakal dan tidak pernah takut pada masa depan.

Cerita pada novel ini, Truman mengenyampingkan penggambaran-penggambaran pada seting tetapi begitu fokus pada pemaparan ceritanya, menjadikan novel ini menurutku padat berisi. Selain kekuatan pada ceritanya, twist-twist yang diberikan Truman cukup membuatku terpana. Salah satunya bagaimana masa lalu Holly terkuak. Endingnya pun jempol abis, karena alih-alih romantis Truman lebih memilih ending yang dramatis. Dan itu berhasil memberikan kesan tersendiri bagiku setelah membacanya.


. Di suatu pondok di Afrika atau di mana pun dia berada, kuharap Holly juga telah menemukan tempat yang sejati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar