Breakfast at Tiffany’s
Truman Capote
(1958)
![]() |
jepret ndiri |
Berkisah
tentang seorang gadis bernama Holly Golightly, seorang gadis yang begitu
dipuja-puja oleh pria kalangan atas. Holly memiliki kepribadian yang unik,
berjiwa bebas dan mempunyai selera fashion yang tinggi. Holly Golightly sering
menghabiskan waktu breakfastnya di
Tiffany’s tempat penjualan perhiasan. Apa
yang Holly cari di sana? Apakah ia adalah seorang gadis miskin yang memimpikan
perhiasan-perhiasaan itu akan dimilikinya suatu saat nanti? Itulah bayanganku
sebelum membaca novel ini, ternyata bukan perhiasaan yang ia cari melainkan
ketenangan.
….Yang paling membuatku merasa lebih baik
adalah melompat ke taksi dan pergi ke Tiffany’s. Tempat itu langsung
menenangkanku, keheningan dan kemewahannya; hal yang benar-benar buruk tidak
akan mungkin menimpamu di sana,…
Meskipun berjudul Breakfast at Tiffany’s, namun keselurusan cerita tidak benar-benar
menceritakan mengenai sarapan Holly di Tiffany’s. Novel ini lebih banyak
menceritakan kehidupan Holly yang begitu glamour, pesta-pesta, pakaian, dan
teman-teman atau orang-orang asing yang sering datang ke tempat tinggalnya. Hal
itu diutarakan dari sudut pandang seorang pemuda yang pelan-pelan
mengangguminya dan akhirnya jatuh cinta kepadanya. Kisah cinta pemuda itu tidak
serta merta dipaparkan dengan romantisme namun lebih pada cinta yang dipendam
mendalam. Aku menyukai romantisme yang diberikan Truman yang terkesan sederhana
namun tidak gombal yang bisa memberikan kesan memuakan. Coba baca ada bagian
ini:
Meskipun
sesungguhnya kami sering bertatap muka, entah ditangga atau di jalan. Tapi dia sepertinya
tidak benar-benar melihatku. Dia tidak pernah melepas kacamata hitamnya.
“….Kau
sungguh luar biasa. Unik. Aku mencintaimu.”
Pada awalnya aku cuma kenal lagu Moon
River waktu SD dulu yang langsung menjadi lagu favoritku bahkan sampai sekarang.
Karena baru waktu SMA kenal yang namanya internet, jadi baru saat itu tau bahwa
Moon River karya Henry Mancini adalah soundtrack film yang berjudul Breakfast at Tiffany’s. Saat buka di
Youtube cuma ada trailer dan beberapa clip scenenya. Pengen banget nonton,
tetapi nggak bisa nemu download-annya ataupun DVDnya. Pengen baca juga kayanya
mustahil karena ini termasuk novel lama dan nggak kebayang ada yang mau cetak
ulang. Alhamdulillah, akhirnya aku bisa memiliki novel yang merupakan cetakan I
Januari 2015 dariPenerbit Serambi. Merupakan pengalaman yang menyenangkan bisa
menikmati karya klasik yang sangat popular bahkan sampai sekarang. Karya Truman
Capote ini sudah diangkat ke layar lebar pada tahun 1961 dan tidak kalah
populer dengan novelnya meskipun ada beberapa perubahan pada cerita termasuk
pada bagian endingnya.
Apa yang terjadi dengan Holly terkait
dengan pergaulannya dengan kalangan atas memberikan bumbu tragis pada cerita
ini. Hal ini semakin memperkaya cerita Breakfast
at Tiffany’s dan memperkuat gambaran karakter pada Holly. Selain cantik ia
juga cerdas dan mempunyai keyakinan kuat atas segala keputusan yang ia ambil dan
terkesan nakal dan tidak pernah takut pada masa depan.
Cerita pada novel ini, Truman
mengenyampingkan penggambaran-penggambaran pada seting tetapi begitu fokus pada
pemaparan ceritanya, menjadikan novel ini menurutku padat berisi. Selain kekuatan
pada ceritanya, twist-twist yang diberikan Truman cukup membuatku terpana. Salah
satunya bagaimana masa lalu Holly terkuak. Endingnya pun jempol abis, karena
alih-alih romantis Truman lebih memilih ending yang dramatis. Dan itu berhasil
memberikan kesan tersendiri bagiku setelah membacanya.
…. Di suatu pondok di Afrika atau di mana pun dia berada, kuharap Holly
juga telah menemukan tempat yang sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar