Rabu, 25 November 2015

Menguak Makna Le Petit Prince

Le Petit Prince
Antoine De Saint-Exupery
(1943)

“Semua orang dewasa pernah menjadi anak-anak.”
(sekalipun hanya sedikit yang ingat)
     
Dari wikipedia, koleksi Le Petit Prince
dalam berbagai bahasa
Novel yang dikarang oleh penulis asal perancis yang sangat popular bahkan telah diterjemahkan dalam beberapa bahasa. Novel ini masuk kategori fable anak-anak yang penuh teka-teki, sehingga kita perlu renungan yang mendalam saat membaca novel ini. Sang penulis, Saint-Exupery berpendapat Le Petit Prince adalah sepotong autobiografi – upaya untuk menangkis masa kini agar bisa terus mengenang dunia kanak-kanak. Mengapa novel ini sangat laris? Karena selain gaya bahasa yang indah dan tinggi, novel ini banyak memberikan perenungan bagi orang-orang dewasa serta pelajaran bagi mereka yaitu anak-anak. Lewat cerita seorang anak yang mengamati dunia dengan mata naïf dan lugu, Saint-Exupery menyentuh beberapa nilai dan pengalaman manusia yang paling dasar, seperti kekuasaan, tanggung jawab, dan cinta.

Gambar di ambil dari Le Petit Prince 
versi movienya
Cerita berawal dari seorang pria yang jatuh akibat kerusakan pada pesawatnya. Kemudian ia bertemu dengan seorang anak kecil, sang pangeran kecil, yang menjadi temannya selama berada di Gurun Sahara tersebut. Saat bertemu, sang pangeran meminta sang pria untuk menggambarkannya seekor domba. Begitulah awal mulanya ia berkenalan dengan Pangeran cilik. Perlu waktu yang lama untuk sang pria mengenal Pangeran Cilik, karena ia selalu mengajukan pertanyaan namun jarang menjawab pertanyaan dari sang pria.

Pangeran cilik berasal dari sebuah planet yang tidak lebih besar dari sebuah rumah. Pangeran cilik melakukan kunjungan satu per satu planet untuk mencari kesibukan dan pengalaman. Planet pertama ia bertemu dengan seorang raja, di sana ia belajar bagaimana seorang raja ingin agar kekuasaannya disanjung. Planet kedua ia bertemu dengan orang sombong yang menganggap semua orang lain adalah pengagumnya. Planet ketiga ia bertemu dengan seorang pemabuk yang terus mabuk tanpa melakukan apa-apa. Planet keempat ia bertemu dengan seorang yang sedang sibuk menghitung, seorang pengusaha. Planet kelima yaitu planet terkecil di mana hanya ada pria dengan lentera yang hanyak menghidupkan dan mematikan lentera. Planet terbesar yaitu planet keenam yang berisi seorang bapak tua, seorang ahli bumi. Planet
Gambar di ambil dari Le Petit Prince versi movienya.
Saat Pangeran Cilik tertemu dengan rubah
terakhir yang ia kunjungi tidak lain adalah planet Bumi. Di bumi ia mencari manusia. Di bumilah ia bertemu dengan seekor rubah yang memberikan ia pelajaran penting bahwa: hanya lewat hati kita melihat dengan baik. Yang terpenting tidak tampak di mata. Di sinilah ia menemukan pelajaran apa yang telah ia miliki dan tinggalkan di planetnya sangatlah berharga.
Di sini aku menyimpulkan dengan pemahamanku bahwa planet-planet yang digambarkan oleh sang pengarang adalah perwakilan terhadap kehidupan-kehidupan orang dewasa saat ini. Kehidupan yang menggambarkan pemikiran mereka yang menggerakan tingkah lakunya. Kita ada baiknya menggunakan imajinasi agar hidup kita tidak terbawa oleh arus yang membawa kita kekehidupan yang membosankan. Kita perlu warna untuk mendapat nilai kebahagian.

Untuk lebih memahami novel ini bisa banget buat kalian baca di Wikipedia supaya lebih memahami secara mendalam.
Ini alamatnya --> (https://en.wikipedia.org/wiki/The_Little_Prince)

Menguak teka-teki Le Petit Prince:
  • Dalam Le Petit Prince sang pilot terjatuh di Gurun Sahara merupakan pengalaman sendiri dari sang penulis.
  • Rumah sang pangeran, "Asteroid B-612", salah satu pesawat terbang Saint-Exupéry yang bernomor seri "A-612". 
  • Dalam novel tersebut tokoh rubah adalah sahabat New York sang penulis yaitu Silvia Hamilton Reinhardt. Frase yang terkenal yaitu "Kita melihat dengan jelas hanya dengan hati" diyakini merupakan usulan Silvia Hamilton.
  • Pohon baobab dimaksudkan untuk mewakili Nazisme mencoba untuk menghancurkan planet. 
  • Sang mawar, banyak peneliti percaya bahwa merajuk pada istri penulis yang dinikahi pada tahun 1931, Consuelo Suncin ,yang cantik namun temperamental.
  • Planet kecil rumah pangeran cilik terinspirasi oleh negara asalnya El Salvador, juga dikenal sebagai "The Land of Volcanoes" 
  • Perselingkuhan Saint-Exupéry dan keraguan dari pernikahannya dilambangkan dengan pertemuan pangeran pada bidang luas mawar selama kunjungannya ke Bumi.
    Gambar di ambil dari Le Petit Prince versi movienya.
  • Karakter pangeran cilik terispirasi pada masa kecil penulis yang dijuluki le Roi-Soleil (Raja Matahari) karena rambut keriting emasnya. 


Di sinilah letak kekagumanku pada novel Le Petit Prince, cerita mendalam dan menyentuh kehidupan sebenarnya dari sang penulis yang digambarkan dengan ringan seperti fabel anak-anak. Alih-alih menceritakan dengan gaya orang dewasa, Saint-exupery lebih memilih menceritakan dengan gaya anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar