AN
OLD FASHIONED GIRL
BY
L.M.A
Ini buku
kedua bulan Maret yang bertemakan klasik dan sayangnya ini bukan buku baru di
markas bukuku. Kira-kira aku belinya di tahun 2011-an, dengan beberapa sebab
tak terbacalah buku ini. Sebenarnya pengen banget tapi diriku selalu tergoda
untuk membaca buku-buku yang baru aku beli jadi nich kayanya sistem First In Last Out gituh.
Nach karena
kudu matuhi target sendiri, maka besarlah motivasi untuk membaca buku ini. Dan aku
jadi nyesel… Nyesel kenapa nggak dari dulu bacanya. Karya
Louisa May Alcott sebelumnya sudah pernah aku baca yaitu Little Woman dan itu benar-benar buku yang fantastis. Beli buku
inipun sebelumnya nggak punya referensi apa-apa karena alasan penulisnya adalah
LMA berkeyakinanlah diriku pasti ceritanya bageus….
Ini nich bunyi teriakanku setelah selesai membaca buku ini:
GGYR^%#^%%(&YJHVHGRYTRFUITUERYTGC
HGDHYR%$Y^%TU&^*(O*)(*&*%$^%#$%RHBNHIY&
Translatenya kurang lebih gini:
OMG,
this is such a beautiful classic story for me…
I’m
falling in love with this…
(Serius,
OK)
An Old
Fashioned Girl nggak sekedar judul, namun ini memang mengisahkan gadis, Polly,
yang memiliki baik gaya pakaian maupun kepribadian yang terbilang kuno oleh
orang sekitarnya atau lebih tepatnya di tempat Polly berkunjung yaitu di rumah
temannya, Fan. Kunjungan Polly tersebut berisi ribuan cerita menyenangkan
sampai sedih. Bertemu dengan gadis-gadis yang senang membicarakan pesta,
pakaian, perhiasan sampai pada bergosip. Polly banyak belajar tentang bagaimana
menjadi dirinya sendiri.
Kehidupan keluarga
Shaw di mana teman Polly, Fan, berada membawa perubahan besar atas kehadiran
Polly yang manis dan terkadang bijak melebihi sikap seusianya. Polly membawa
angin segar atas kehidupan keluarga tersebut. Bagaimana seharusnya baik Fan
atau Tom bersikap satu sama lain, Fan dan Tom terhadap Ayahnya maupun neneknya.
Pada akhirnya Polly sangat disayang bahkan sudah dianggap keluarga sendiri.
Cerita berlanjut
enam tahun kemudian setelah Polly memutuskan untuk mengakhiri kunjungan di
rumah Fan. Polly pindah dari desa ke kota untuk bekerja dan mewujudkan
keinginannya menjadi guru musik piano. Itu berarti ia bisa kapanpun berkunjung
di rumah keluarga Shaw yang siap menunggunya kapan saja. Ceritapun berkembang
dari persahabatan dan keluarga menjadi persaingan, kesalahpahaman, kehancuran,
kebangkitan dari keterpurukan bahkan menemukan cinta sejati.
Why do I fall in love with this book?
Reason 1:
Maaf banget
nich mungkin sinopsisnya kurang jelas atau kurang detail-detail penting, karena
ini tidak terlepas dari cerita An Old Fahioned Girl yang menurutku padat
berisi. Jadinya saking banyaknya kejadian-kejadian penting jadi bingung
menjelaskan dan mungkin bisa panjang banget kalau mendetail. Ini menjadi
kelebihan utama buku ini yang menurutku nggak bertele-tele, namun deskripsinya
cukup banyak namun tidak memberi kesan membosankan.
Reason 2:
Pada eranya
buku ini juga menuai sambutan luar biasa pada LMA karena tidak terlepas dari
tema yang diangkat LMA yaitu kehidupan sehari-hari yang menjadi sangat hidup
bagi para pembacanya. Itulah yang juga terjadi pada diriku, ciyeeee. Baca buku ini
aku berasa hidup di beberapa tahun silam. Suka banget bagaimana gambaran
tentang aktivitas-aktivitas dalam ceritanya seperti acara pesta, menjahit untuk
acara amal, kehidupan bertetangga, aktivitas makan, memasak dan banyak lagi.
Reason 3:
Sudut pandang
yang dipakai LMA bisa dibilang campuran (istilahku sendiri alias ngarang). Kita
bisa memahami setiap tokoh melalui sudut pandangnya masing-masing. Meskipun tokoh
utama adalah Polly, namun LMA memberikan porsinya tersendiri bagi tokoh-tokoh
lain untuk mengungkapakan perasaan dan pikirannya. Bahkan dalam buku ini kita
bisa merasakan LMA sedang bercerita dengan kita, seperti kutipan ini:
Tidak penting apa yang terjadi kemudian. Kisah cinta yang murni
takkan mungkin digambarkan karena bagi mereka yang merasakannya, gambaran
paling detail sekalipun terkesan lemah, dan bagi mereka yang tak merasakannya,
gambaran paling sederhana pun akan terasa berlebihan. Jadi, buat para pecinta,
lebih baik kalian lukiskan kejadiannya sesuai imajinasi masing-masing karena
disanalah letak seninya dan kita biarkan para kekasih ini merasakan momen-momen
terbahagia dalam hidup mereka sendiri.
Reason 4:
Cerita cinta
bukanlah favoritku karena biasanya bikin bosan bahkan muntah karena terlalu
dibuat-buat. Nach, dalam buku ini selain tentang persahabatan, keluarga, tetapi
porsi tentang cintanya dalam kadar pas. Dan aku sangat menyukainya, mengapa? Mungkin
karena klasik yach jadi cerita cintanya berkesan sopan saja. Pokoknya aku
sukaaaa banget, bagaimana akhir dari cerita Polly, Fan, Tom, Mr. Syd bahkan
Will dan Maud sangat manis.
Reason 5:
Nilai plusnya
juga ialah buku ini tidak sekedar mampu mempuaskan pecinta buku melalui
alur-alur ceritanya yang mampu membangkitkan imajinasi, namun banyak banget
pelajaran yang bisa diambil baik untuk pembaca cowok maupun cewek. Ini nich
kutipan yang aku suka banget,
“Kita nggak mungkin mendapatkan semua yang kita inginkan, tapi
kita bisa berusaha semaksimal mungkin agar apa yang kita inginkan tercapai. Prosesnya
akan laur biasa…”
Sebenarnya banyak
jejeran-jejeran alasan kenapa aku jatuh cinta dengan buku ini, namun kata-kata
tak sanggup menggambarkannya dan jaripun tak sanggup menuangkannya. Jadi yang
paling afdol adalah baca sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar