WHEN
PATTY WENT TO COLLEGE by jean webster

“Bagaimana
kau bisa menikmati hidup jika kau biarkan dirimu menghamba kepada segala jenis
aturan sepele?” tanya Patty lesu.
Pada bagian akhir cerita yaitu pada subbab yang
berjudul “Patty dan Sang Uskup” di mana Patty sepertinya sadar bahwa ia harus
mengakhiri tingkah kekanak-kanakannya. Hal ini terkait dengan masa perkuliahan
Patty yang akan berakhir. Iapun harus menjadi seorang wanita dewasa yang
bertanggung jawab atas dirinya di dunia luar. Ini kutipan percakapan Patty
dengan teman-temannya,
“Aku
bertambah tua,” ulang Patty. “Sudah saatnya bagiku berkelakuan baik. …”
Kesimpulan akhir, aku sangat suka dengan
novel ini. Novel ini tidak memiliki alur seperti pengenalan, klimaks dan
penyelesaian. Namun, ada 16 judul subbab yang memiliki ceritanya sendiri. Subbab-subbab
ini seperti garis besar dalam kehidupan perkuliahan Patty, sehingga tidak
membuatku bosan. Unsur romansa cinta tidak terlalu banyak dipaparkan di sini
(yeah, I like it). Sebagai orang yang menyukai school and dorm life, novel ini sangat memenuhi ekspektasiku. Sebelum mengakhiri review ini, sedikit aku paparkan
penjelasan mengenai definisi buku klasik dari http://classiclit.about.com/
yaitu,
Sebuah
klasik biasanya mengungkapkan beberapa kualitas artistik-ekspresi kehidupan,
kebenaran, dan keindahan.
Sebuah
klasik membuat koneksi. Anda dapat belajar klasik dan menemukan pengaruh dari
penulis lain dan karya-karya besar sastra lainnya. Tentu saja, ini adalah
sebagian terkait dengan daya tarik universal dari klasik. Tapi, klasik juga
diinformasikan oleh sejarah ide-ide dan sastra - apakah sadar atau secara
khusus bekerja ke plot teks.
Really work on me!
Ini kalimat-kalimat keren favoritku,
Ingin
mencengkram masa kini dan menggengamnya erat. Proses menjadi dewasa ini terasa
mengerikan.
Kepribadian
adalah tanaman yang tumbuh perlahan dan bibitnya harus disemai sejak dini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar